Powered by Blogger.
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

coretan ika...

Everything happens as you wish, if you believe....

Gw mau berbagi pengalaman belajar tata rias di Lembaga Pendidikan & Pelatihan Mooryati Soedibyo atau yang dikenal LPPMS Mustika Ratu.

Setelah mantab memutuskan memilih tempat belajar dan materi kursus apa yang mau gw ambil, tanggal 26 Juli gw datang ke LPPMS Mustika Ratu buat ngisi formulir pendaftaran dengan biaya pendaftaran sebesar Rp100k. Setelah formulir diisi, resepsionis ngasih tau bahwa jadwal kursus akan dimulai awal bulan Agustus dan akan diinfo melalui telpon tanggal mulai kelasnya.

Oia gw mengambil kelas make up Tata Rias Pengantin Paes. Biaya kursus untuk tata rias itu sebesar Rp14,8jt belum termasuk alat make up, sewa model, beli perhiasan dan biaya ujian. Lama berlajar kurang lebih tiga bulan, dengan jadwal tiga kali seminggu setiap jam 9 pagi sampai jam 1 siang.

Suasana kelasnya enak banget. Mungkin kalau yang sebelumnya sudah paham dengan make up pasti bisa lebih pinter lagi setelah selesai kursus, karena gw aja yang awam ngga tau make up sama sekali bisa berhasil membuat Pengantin Jawa😁. Guru yang mengajar juga asik, orangnya friendly banget namanya bu Ana Rosyana, dan gw biasa manggilnya mami.

Photo gw sama mami Ana


Kelas diisi tiga orang, gw, Nisa dan Rere. Nisa umurnya masih 16 tahun, baru lulus SMP. Dia ngambil kursus make up karena pengen ngembangin bakatnya dan belum tertarik buat melanjutin sekolah ke  SMA, makanya minta didaftararin kursus make up sama ortunya. Kalau Rere umurnya cuma beda 2 tahun dari gw, anaknya supel dan rame, makanya gw lebih akrab dengan Rere. Saat masuk materi ke tiga Tata Rias Pengantin Paes Ageng, ada teman baru namanya Mba Ifa. Mba Ifa ini habis cuti melahirkan dan baru mulai masuk kelas lagi.

Suasana kelas kami








Setiap kali ujian diwajibkan pake kebaya. Bahan kebaya dan kainnya dibelikan oleh orang LPPMS Mustika Ratu dengan biaya dari kami. Buat model jahitnya juga udah ditentuin, dengan kebaya model Kartini dan kain Wiron Jawa. Warna kebaya merah Maroon dan kain Wiron coklat.

Inilah kami dalam balutan kebaya pada saat ujian.




Pas ujian terakhir Tata Rias Pengantin Modifikasi, kami diperbolehkan menggunakan kebaya bebas.





Kesan saya belajar di LPPMS Mustika Ratu; sangat menyenangkan, suasana kelasnya asiik, dan ilmu yang didapat berguna banget. Tapi sayangnya di LPPMS Mustika Ratu ngga diadakan program magang, yang seharusnya itu bisa ngelatih peserta didiknya buat terjun langsung ke lapangan. Padahal Mustika Ratu brand besar yang tentunya punya banyak channel untuk ngebuat program magang bagi peserta didiknya. Program magang juga tentunya bisa ningkatin mutu lulusan dari LPPMS Mustika Ratu, jadi punya lebih banyak daya tarik terhadap minat orang-orang untuk belajar disana.

Sekian sharing pengalaman gw belajar di Lembaga Pendidikan & Pelatihan Mooryati Soedibyo, semoga bermanfaat...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kurang lebih tiga Bulan... Boro-boro bisa makeup in orang, makeup sendiri aja masih acak-acakan. Emang dasarnya gw ngga suka bermake up sih, paling kalau mau kondangan aja, itu juga cuma make up minimaliiiiss....

Tiba-tiba punya perlengkapan make up seabreeekk. Yang pada saat itu gw belum tau sama sekali fungsi alat-alat itu buat apa aja. Punya kuas 1 set isi 24 juga bingung banyak banget fungsinya buat apa aja, biasa cuma pakai kuas yang udah tersedia di eyeshadow boxnya dan beli kuas juga cuma buat blush on aja😁😁

Motivasi belajar di sekolah make up karena pengen wujudkan cita-cita punya usaha wedding. Mumpung ada kesempatan buat belajar, dan dikasih rejeki buat masuk ke sekolah make up.

Sampe sekarang pun gw masih ngga percaya ini semua hasil karya tangan gw, meskipun belum sempurna dan masih harus banyak belajar.


Thank's Allah for blessing my hand, and Alhamdulillah one step done, semoga Engkau mengijinkan semua berjalan sesuai harapan, aamiin Allahumma aamiin😘
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Materi pelajaran terakhir saya adalah Tata Rias Pengantin Modifikasi. Dimana pada pelajaran ini, para murid sudah bisa menggunakan riasan yang tidak sesuai pakem, contohnya alat make up dan busana pengantin.

Pada materi pelajaran sebelumnya, saya masih menggunakan semua pakem tata rias. Yang tadinya foundation menggunakan warna kuning langsat, sekarang sudah bisa menggunakan warna yang sesuai dengan warna kulit pengantin. Eyeshadow juga yang tadinya hanya warna hijau dan coklat, sekarang bisa mengaplikasikan bermacam-macam warna eyeshadow. Begitupun dengan baju pengantin, bisa bebas tanpa harus menggunakan sesuai dengan pakem busana. Sedangkan yang tidak bisa diubah dari riasan pakem adalah paesnya, harus tetap mengikuti pakem riasan.

Untuk ujian terakhir, saya memilih membuat riasan Paes Ageng Modifikasi. Tata rias pengantin tersebut saya pilih karena saya tidak mesti bikin sunggar kalau mengambil riasan Solo atau Jogja Putri. Untuk pradanya pun saya bisa menggunakan prada imitasi. Begitupun bajunya, bisa menggunakan kebaya biasa. Jadi ngga susah kan yaaaa😂😂😂

Jadilah riasan terakhir saya di LPPMS Mustika Ratu, cantikkaaaaann😍😍😍






Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kenapa saya kasih judul artikel "Ujian Yang Paling Melelahkan"...? Karena materi ujiannya adalah ujian praktek Tata Rias dan Busana Paes Ageng Jogja. Gimana tidak melelahkan cobaaa, dalam waktu kurang lebih 4 jam saya harus menyelesaikan tata rias pengantin tersebut.

Awalnya saya mengerjakan make up wajah terlebih dahulu. Selesai make up wajah, saya mengerjakan sanggulnya. Kemudian membuat paes dan menempelkan prada asli disetiap pinggir paes. Tau kan pengerjaan paes dengan prada asli itu mesti sabaaaarr biar hasilnya bagus. Pengerjaannya tuh lamaaaa, karena harus dikasih payet disetiap pinggirnya juga dikasih kinjengan, tapi saya harus selesai tepat waktu makanya berasa kejar-kejaran sama waktu.

Setelah selesai make up, sanggul, dan paes, saya mengerjakan pemasangan dodotan. Kain dodotannya masyaAllah berat bangeeeeett, lumayan menguras tenaga buat masangnya. Ketika kain dodot telah terpasang dengan cantiiikk, tahap akhir adalah pemasangan perhiasan pada pengantin...

Asli deh pengerjaan Tata Rias Pengantin kali ini memang sangat amat me-le-lah-kaaan, mana saya pakai heels pas ngerjainnya. Rasanya setelah selesai pengen ngejopraaaakk, kayak pengen pingsan saking capeknyaaaa...

Tapi pas liat hasilnya tuh seneng banget, cakep banget jadinyaaa😍😍



Padahal tadi selesai ujian paes ageng capek banget yak dan kepengen langsung tidur, tapi apa daya sudah janjian sama mami Ayu dan Demplon buat meet up, jadilah saya ke sekolah mami Ayu setelah ujian selesai...





Habis dari sekolah si mami, langsung cuuss ke Kalibata Mall nyamperin demplon, trus abis itu kita bertiga olah vocal alias nyenyoooong😁😁




Sampe rumah tinggal teparnya ini maahh😂😂
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Setelah belajar sanggul bokor, materi yang selanjutnya adalah belajar tata busana pengantin Paes Ageng Jogja. Tata busana yang memerlukan banyak energi, karena kainnya berat banget coooooyy, dan proses pemasangannya juga ribeeett😁😁

Busana Pengantin Paes Ageng Jogja terdiri dari:
  • Kemben, merupakan pakaian dasar pengantin.
  • Kain Dodot, ini kain lumayan berat, berat banget malah buat saya yang berbadan kecil😁😁 Ukurannya kira-kira 4-5 m x 2-3 m. Motifnya semen raja yang berarti membawa harapan berlangsungnya kehidupan rumah tangga yang saling berbagi dan penuh cinta kasih serta diberikan kehidupan yang sejahtera seperti raja. Kain ini dipasang dengan aturan khusus.
  • Udhet, selendang kecil dipakaikan di pinggang. Selendang ini bermotif cinde melambangkan sisik naga simbol kekuatan. Cinde juga merupakan penghargaan ke Dewi Sri, Dewi kesuburan Jawa. Harapan penggunaan atribut ini adalah pengantin selalu diberikan kemakmuran dalam kehidupan.
  • Rangkaian bunga pelengkap, terdiri dari daun-daun puring, bunga patramenggala dan bunga kamboja putih.
Pengantin Paes Ageng Jogja juga dihiasi dengan ragam perhiasan gemerlap, seperti:
  • Klat Bahu Naga, yang dipasang di lengan berupa naga dengan kepala membelit satu sama lain. Naga ini merupakan perlambang bersatunya rasa dan pikiran sebagai sumber kekuatan dalam hidup
  • Kalung Sungsun, kalung ini bersusun tiga, melambangkan siklus kehidupan lahir, hidup dan meninggal.
  • Gelang Kono, yang melingkar tanpa ujung dan pangkal melambangkan kesetiaan tanpa batas.
  • Cincin yang disematkan di jari manis sebagai simbol bahwa wanita harus bisa berkata manis.
Liat deh, anggun banget kaaaan pengantin dengan balutan busana Paes Ageng Jogja, seperti jelmaan Putri Keraton😍😍😍

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kali ini saya mau mengulas sanggul yang dipakai oleh Pengantin Paes Ageng Jogja, yaitu Sanggul Bokor. Sanggul Bokor ini juga memiliki makna filosofisnya.

Sanggul bokor adalah sanggul yang diisi irisan daun pandan kemudian ditutup dengan rangkaian melati. Dimana  perpaduan pandan dan melati membawa bau harum yang religius. Hal ini dimaksudkan agar pengantin membawa nama harum bagi masyarakat.

Sanggul bokor  dihiasi lagi dengan Jebehan, berupa rangkaian tiga bunga di kanan kiri sanggul berwarna merah kuning hijau. Di tengah sanggul dihias dengan bunga merah yang disebut Ceplok. Pada bagian bawah agak ke arah kanan sanggul dipasang rangkaian melati berbentuk sepanjang 40 cm, yang sepintas menyerupai belalai gajah sehingga dinamai dalam bahasa Jawa sebagai Gajah Ngoling. Rangkaian ini melambangkan kesucian, baik suci sebagai perempuan maupun suci dalam niat untuk menjalani kehidupan pernikahan yang sakral.

Pada sanggul bokor terdapat beberapa perhiasan  diantaranya:
  • Gunungan, dipasang di depan sanggul. Hiasan ini berupa sisir emas dengan bentuk seperti gunung. Gunung melambangkan kesakralan.
  • Centung, berupa sisir kecil di kanan kiri pertemuan rambut dan wajah. Melambangkan gerbang, maksudnya pengantin telah siap memasuki gerbang kehidupan yang sebenarnya
  • Cunduk Mentul, sebanyak lima rangkaian dipasang disanggul. Melambangkan empat arah mata angin dan satu tujuan yaitu Tuhan yang maha Esa.
  • Sumping di telinga dimaksudkan agar pengantin peka dan sensitif terhadap keadaan di sekitarnya.
Seperti inilah penampakan sanggul bokor dengan perhiasannya...


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Meskipun bentuk cengkrongan paes pengantin Jogja Putri sama dengan Pengantin Paes Ageng, namun banyak item yang harus ditambahkan pada riasan dahi untuk pengantin paes ageng, salah satunya adalah Prada.

Prada adalah serbuk emas yang direkatkan ditepi seluruh paes Pengantin Paes Ageng. Untuk merekatkan prada harus menggunakan pidih yang lebih kental. Disini saya menggunakan pidih dari Immas Koes. Setelah prada direkatkan keseluruh pinggiran paes, kemudian dihias dengan butiran payet berwarna kuning emas atau perak secara
teratur, setelah itu pada ujung paes dihias pula dengan kinjengan.

Ada 2 jenis prada yang bisa digunakan untuk Pengantin Paes Angeng:
  1. Prada imitasi
  2. Prada asli (serbuk)
Kalau prada imitasi masangnya tuh gampang banget, tinggal ceplok, tempel, jadi deeeehh. Saya senang sekali kalau pakai yang jenis ini😂😂. Ini contoh prada imitasi:


Tapi kalau pemasangan prada asliiiiiii masyaAllah syusahnyaaaaaaa, butuh ekstra sabar dan hati-hati banget nempelinnya supaya ngga berantakan dan serbuknya ngga hancur. Kalau belum mahir kayak saya ini, nempelinnya pasti lamaaaa banget deh, sampe rasanya sudah mau melambaikan tangan ke kamera ngga selesai juga itu prada, karena emang susaaaahh😁😁😁

Eh tapi ternyata yaaa kata temen saya di Sanggar ternama, untuk pengantin yang mau memakai riasan Paes Ageng dengan prada asli dikenakan tambahan biaya 5 jetiiiii. Pantes ajah yak syusaaahh, harganya juga sebanding😁😁

Prada asli hasil tempelan tangan saya...

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

Image may contain: 1 personImage may contain: 1 personImage may contain: 1 person

es teh manis lovers

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Popular Posts

  • Hari pertama sekolah makeUp
  • Tata rias pengantin Jogja putri

Blogger Perempuan Network

Blogger Perempuan

Blog Archive

  • October 2021 (1)
  • March 2021 (1)
  • January 2021 (1)
  • December 2020 (1)
  • August 2020 (1)
  • July 2019 (1)
  • March 2019 (1)
  • October 2018 (1)
  • August 2018 (1)
  • May 2018 (1)
  • April 2018 (1)
  • January 2018 (1)
  • December 2017 (2)
  • November 2017 (4)
  • October 2017 (4)
  • September 2017 (2)
  • August 2017 (5)
  • July 2017 (1)
  • June 2017 (2)
  • April 2017 (1)
  • August 2016 (1)
  • June 2015 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates