Setelah belajar sanggul bokor, materi yang selanjutnya adalah belajar tata busana pengantin Paes Ageng Jogja. Tata busana yang memerlukan banyak energi, karena kainnya berat banget coooooyy, dan proses pemasangannya juga ribeeett😁😁
Busana Pengantin Paes Ageng Jogja terdiri dari:
- Kemben, merupakan pakaian dasar pengantin.
- Kain Dodot, ini kain lumayan berat, berat banget malah buat saya yang berbadan kecil😁😁 Ukurannya kira-kira 4-5 m x 2-3 m. Motifnya semen raja yang berarti membawa harapan berlangsungnya kehidupan rumah tangga yang saling berbagi dan penuh cinta kasih serta diberikan kehidupan yang sejahtera seperti raja. Kain ini dipasang dengan aturan khusus.
- Udhet, selendang kecil dipakaikan di pinggang. Selendang ini bermotif cinde melambangkan sisik naga simbol kekuatan. Cinde juga merupakan penghargaan ke Dewi Sri, Dewi kesuburan Jawa. Harapan penggunaan atribut ini adalah pengantin selalu diberikan kemakmuran dalam kehidupan.
- Rangkaian bunga pelengkap, terdiri dari daun-daun puring, bunga patramenggala dan bunga kamboja putih.
Pengantin Paes Ageng Jogja juga dihiasi dengan ragam perhiasan gemerlap, seperti:
- Klat Bahu Naga, yang dipasang di lengan berupa naga dengan kepala membelit satu sama lain. Naga ini merupakan perlambang bersatunya rasa dan pikiran sebagai sumber kekuatan dalam hidup
- Kalung Sungsun, kalung ini bersusun tiga, melambangkan siklus kehidupan lahir, hidup dan meninggal.
- Gelang Kono, yang melingkar tanpa ujung dan pangkal melambangkan kesetiaan tanpa batas.
- Cincin yang disematkan di jari manis sebagai simbol bahwa wanita harus bisa berkata manis.
Liat deh, anggun banget kaaaan pengantin dengan balutan busana Paes Ageng Jogja, seperti jelmaan Putri Keraton😍😍😍